DNS adalah bagian yang tak terpisahkan suatu perangkat baik komputer atau ponsel yang tersambung ke jaringan lokal maupun internet untuk saling berkomunikasi. Ada internet tanpa DNS dijamin tidak bisa browsing atau membuka konten apa-apa. Ya, sepenting itu.
Biasanya kita tidak perlu ambil pusing karena semuanya sudah diotomatiskan settingnya baik lewat modem, operator seluler, WiFi, dan ISP. Langsung bisa konek dan online. Tapi memang ada kasus tertentu yang memerlukan kita setel sendiri.
DNS dengan singkat dan jelas
Sekilas soal DNS atau Domain Name Service. DNS ini sederhananya adalah buku alamat atau kontak di internet, karena komunikasi data itu sistem dasarnya adalah alamat IP yang formatnya angka saja (IPv4) atau kombinasi dengan huruf (IPv6). Tentu saja sebagai manusia tidak bisa menghapal alamat-alamat yang hanya angka saja, belum soal keterbatasan jumlah IP di dunia.
Fungsi DNS disini adalah menerjemahkan alamat web seperti utekno.com menjadi yang dipahami perangkat elektronik yakni lokasinya ada di 192.168.1.1. Itu terjadi di latar belakang dan secara otomatis. Simple kan?
Apa itu DNS Google?
Sebenarnya dulu sekali saya sudah pernah membahas soal Google Public DNS, tapi namanya teknologi tentu saja ada kemajuan tanpa disadari. Dan saya termasuk yang memakai layanan Google untuk DNS di handphone Android dan semua jenis perangkat apabila memungkinkan.
DNS Google adalah layanan domain name service yang dikelola oleh Google dan disediakan untuk umum. Semuanya bebas menggunakannya. Keunggulannya adalah kecepatan prosesnya dan tanpa ada sensor atau blokir.
Ga kaget kok banyak yang memakainya. Termasuk saya. 😀
Google Public DNS
Google Public DNS sendiri adalah yang klasik dan sudah tidak ampuh digunakan di Indonesia, karena dibajak ISP dengan Transparent DNS Proxy. Makanya kita ganti DNS tidak ada efeknya tetap ketemu mbak IPO.
Tapi alamat IP DNS Google pasti sudah anda hapal. Saya sendiri masih sering menggunakannya untuk tes ping.
Alamat IP DNS Google IPv4
- 8.8.8.8
- 8.8.4.4
Alamat IP DNS Google IPv6
- 2001:4860:4860::8888
- 2001:4860:4860::8844
DNS-over-HTTPS Google
Salah satu sistem DNS baru dan bikin salah paham (termasuk saya karena menukarnya dengan DoT) adalah DNS-over-HTTPS (DoH).
Cara kerjanya setiap permintaan terjemahan nama domain/alamat situs tidak dilewatkan protokol DNS klasik lagi tapi pakai HTTPS atau port koneksi browser. Ini mencegah diblokir atau dibajak seperti sebelumnya.
Alamat DoH Google
https://dns.google/dns-query
Catatan, ini bukan format alamat DNS yang dimasukkan ke Private DNS/DNS Pribadi di Android. Jangan sampai salah.
DNS-over-TLS Google
Sistem alternatif DNS satunya adalah DNS-over-TLS (DoT) dan ini yang biasanya tertukar dengan DoH karena mirip penggunaannya. Google juga menyediakan layanan DNS lewat protokol ini.
Bedanya DoH adalah sudah tidak pakai protokol UDP dan TCP untuk koneksinya, dan tentunya sudah dienkripsi supaya tidak bisa disadap atau dimanipulasi eksternal.
Alamat DoT Google
dns.google
Dan inilah yang dimasukkan ke setting Private DNS/DNS Pribadi di Android, atau di browser Chrome dan Firefox.
Alternatif
Tentu Google tidak sendiri menyediakan server DNS untuk publik. Alternatif DNS yang populer seperti CloudFlare, NextDNS, OpenDNS, DNSWatch dan masih banyak lagi bisa digunakan. Tapi performanya belum tentu sebaik nama-nama besar. Silahkan dites dulu.
Penutup
Tulisan ini lebih fokus ke penggunaan praktisnya daripada teorinya. Jadi bisa langsung diterapkan ke hp atau laptop kalau ingin menggunakan DNS Google tapi bingung yang mana yang dipakai.
Catatan saja, Windows 10 masih belum bisa menggunakan DoH atau DoT dengan mudah. Kabarnya Windows 11 baru ada settingnya, tapi semoga saja pada update berikutnya sudah diadakan juga. Kalau tidak ya pakai DNSCrypt sementara.
Sekian, dan semoga bermanfaat. 🙂