Saya ada smartphone yang tergolong jadul: Redmi Note 3 Pro. Karena sudah masuk 5 tahun usianya, dijual pun sudah jatuh pasarannya akhirnya saya gunakan sebagai hp cadangan saja atau sosial media. Apalagi sudah pernah ganti LCD, baterai dan back case karena baterainya bengkak. Benar-benar hp tempur.
Tapi syukur dengan kerja keras komunitas bisa diupgrade ke Android 10 (dan nantinya 11) memanfaatkan custom ROM. Pilihan saya pakai HavocOS karena aktif, tapi kayanya NusantaraOS bagus juga.
Singkat cerita saya merasakan kok lebih boros dibanding ingatan saya dulu, penggunaannya tidak sampai setengah hari sudah kritis saja. Saya install AIDA64 dan memang terdeteksi kapasitas baterainya 4000 atau 4050 mAH sesuai originalnya.
Aneh kan? Akhirnya saya ingin ukur secara lebih akurat, kali ini pakai aplikasi AccuBattery. Untuk kalangan bukan teknisi seperti saya yang jelas tidak ada alat khusus buat cek, maka solusi ini yang paling mudah dan gratis.
Caranya gampang sebenarnya bahkan yang gaptek pun bisa, setelah terpasang biarkan selalu aktif. Nanti setelah ngecas hp dan tidak, siklusnya 2-5 kali dalam 2-3 hari akan langsung terlihat hasilnya.
Dari hp saya terlihat dengan arus daya yang masuk sampai dilaporkan 100% itu cuma 3000 mAH dan cocok dengan konsumsi dayanya sampai habis.
Dari sini saya paham tampaknya baterai yang saya beli itu bukan asli, dari konter servisnya memberikan yang kw dan tidak sesuai labelnya. Tapi kalau dipikir-pikir tampaknya wajar saja, ini keluaran 2016 dan tiap tahun selalu ada yang baru. Toko resmi Xiaomi saja ada yang menolak memperbaiki karena tidak didukung lagi.