Bukti gambar atau foto yang beredar di internet tidak semuanya bisa langsung dipercaya, kebanyakan telah dilakukan proses editing menggunakan Photoshop dan software photo editing sejenis untuk mengubah atau memperbaikinya. Tidak semua modifikasi bermaksud buruk, tapi kadang ada yang sengaja menyesatkan dengan hasil editingnya. Bagaimana cara kita membedakan foto asli dan yang palsu?
Kalau kita tidak pernah melakukan editing gambar atau foto menggunakan Photoshop misalnya, pasti akan merasa kesulitan mendeteksi adanya kejanggalan atau melacak adanya sisa – sisa proses editing. Disinilah letak peran FotoForensics, dengan layanan forensik foto ini akan melakukan analisa error pada foto yang diupload. Format file gambar yang didukung adalah JPEG dan PNG.
Informasi mengenai metadata foto tersebut juga akan muncul, apabila gambar tersebut masih belum dihapus datanya maka kemungkinan besar anda bisa mengetahui menggunakan kamera dan setting apa foto tersebut diambil.
Hasil Error Level Analysis (ELA) memang tidak akan langsung memberitahukan apakah sebuah foto telah dilakukan manipulasi, tapi kita dapat melakukan beberapa penyelidikan terhadap analisa kesalahannya.
Cara membaca ELA adalah perhatikan frekuensi noise (kerusakan) pada gambar, lihat apabila jumlahnya melebihi di lokasi – lokasi lain. Sebagai catatan ini juga tidak menjamin kalau foto tersebut memang telah dimodifikasi, karena proses save berulang – ulang akan meningkatkan jumlah noise yang muncul.
Sebaiknya perhatikan saja titik – titik yang menurut anda mencurigakan, selengkapnya ada bisa coba memahami cara baca ELA di FotoForensics karena mereka lebih tahu dibanding saya pastinya. Disini saya cuma memperkenalkan alat dan cara menggunakannya, untuk membaca hasil analisa tingkat kesalahannya dan mengambil kesimpulan dari informasi yang ada saya sendiri masih belajar.