Bagi pengguna pemula yang menggunakan VPS (Virtual Private Server) atau Dedicated Server untuk web hostingnya biasanya masih belum terbiasa dengan perbedaan antara sistem operasi Windows dan Linux. Apalagi melakukan troubleshooting kenapa walau sudah tidak menggunakan shared hosting kok masih kewalahan melayani pengunjung. Akses tetap lambat atau malah tidak responsif.
Walau dengan melihat seluruh proses yang berjalan di Linux dengan perintah top bisa membantu kadang kalau dihitung – hitung tidak cocok angkanya. Penggunaan CPU dan Memory masih rendah kok sudah bertekuk lutut.
Kalau ini yang anda juga alami maka pada hasil perintah top perhatikan pada load average yang terletak di pojok kanan atas (dalam gambar load averagenya adalah 5.98, 5.44, dan 4.19). Akan ada 3 angka dan ini mewakili berapa beban kerja dari server atau komputer tersebut. Yang pertama adalah dalam 1 menit, kedua dalam 5 menit dan ketiga dalam 15 menit.
Load average ini berdasarkan berapa banyak proses yang menunggu untuk dijalankan dan aktivitas dari input-output media penyimpana (Disk I/O) – ini bisa harddisk, SSD dan semacamnya.
Kalau system load atau load average anda bernilai 1.00 maka tergantung dari berapa CPU yang bisa digunakan ini termasuk tinggi. Ini menunjukkan bawah beban kerja sistem anda sudah penuh. Hitungan kasarnya adalah 1 core CPU maka nilainya adalah 1.00, dual core adalah 2.00, 4 core adalah 4.00 dan seterusnya.
Jika anda mengalami load average yang tinggi pada VPS maka faktor yang lain yang bisa menjadi penyebabnya adalah ada VPS lain yang menyalahgunakan (abuse) resource node server. Ini bisa penggunaan CPU tinggi atau akses dan tulis harddisk tanpa henti.
Solusinya? Antara mengoptimalkan proses yang anda pakai, dan kalau faktor eksternal antara melaporkan ke penyedia VPS anda atau langsung saja pindah ke provider lain.