Pengalaman Servis Printer di Desa dan di Kota

Advertisements

Boleh dibilang bahwa rumah saya sudah masuk ke desa, meskipun beberapa fasilitas sudah tersedia, misalnya saja ada toko yang menjual printer dan ada juga tempat yang menerima jasa servis printer. Tetapi apa yang membedakan kedua tempat tersebut antara yang ada di desa saya dengan yang ada di Kota. Untuk saat ini saya berdomisili di Kota Malang – Jawa Timur.

Stok barang toko komputer di desa. Resiko barang lama dan tidak ada garansi

Di daerah tempat tinggal saya, barang elektronik seperti komputer, laptop, printer, dan semua aksesorisnya nampak masih sangat baru, tetapi sebenarnya itu adalah barang baru yang disimpan terlalu lama di toko tersebut, jadi memang karena perputaran barangnya lama, maka barang-barang tersebut tidak terjual dalam waktu lama. Mungkin bisa dikatakan bahwa barang-barang tersebut adalah baru yang lama.

printer desa

Jadi, pernah suatu waktu saya membeli keyboard komputer dan mouse di toko tersebut, pada saat dicoba di tokonya bisa, tetapi setelah dua hari pemakaian keybord tersebut telah rusak dan mouse tersebut juga rusak dalam seminggu.

Karena tidak ada garansi toko dan barang yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan, maka saya merasa sangat rugi dengan hal tersebut. Dan semenjak itu saya tidak pernah lagi membeli di toko-toko yang ada di sekitar rumah saya itu, dan meskipun jarak ke pusat kota Malang cukup jauh, saya tetap memilih untuk membeli kebutuhan elektronik saya ke Kota Malang saja.

Advertisements

Di sana barangnya benar-benar baru, dan perputarannya juga bagus, sehingga barang yang kita beli adalah barang yang selalu baru dari pabrik, dan untuk beberapa toko mereka ada yang berani memberikan garansi toko, jadi saat membelinya konsumen merasa lebih aman.

Servis printer di kota. Bagus tapi jauh. Di desa niat hemat malah rugi waktu dan barang.

Lalu untuk servis printer, saya yang dulu biasanya selalu membawa printer saya ke Kota Malang, tertarik untuk menservis printer saya di toko yang ada di dekat rumah. Pada waktu itu saya berfikir, kenapa tidak saya memberikan pekerjaan kepada tetangga dekat rumah, selain itu jika hasil servisnya bagus saya tidak perlu lagi jauh-jauh ke kota.

Pada waktu menyerahkan printer tidak ada perbedaan dengan tempat servis yang lain. Setelah tanda terima dan keluhan saya dicatat maka printer saya tinggal, dan dia bilang bahwa printer tersebut dapat diambil seminggu lagi.

Setelah seminggu, saya datang lagi ke tempat itu, dan ternyata printer saya belum selesai, dan dia mengatakan untuk datang tiga hari lagi. Setelah tiga hari saya datang lagi, ternyata printer tersebut juga masih belum selesai, pada waktu saya tanya sudah berapa ongkos servis yang perlu saya bayar dengan servis sejauh itu, dan dia menjawab Rp 50.000.

Advertisements

Beberapa hari berikutnya saya datang lagi ke situ, karena sudah mulai tidak sabar, dan ternyata memang benar bahwa printer itu masih belum selesai, dan setelah saya tanya lagi perkiraannya biayanya dia menjawab Rp 75.000. Pada saat saya datang kembali dia mengatakan bahwa ongkosnya sudah menjadi Rp 125.000.

Karena saya sudah tidak sabar karena waktu servisnya yang sangat lama dan ongkos servisnya yang terus naik, maka dalam hati saya jika sampai ongkos servisnya sudah mendekati harga beli printernya maka saya tidak akan mengambil printer tersebut dan akan meninggalkannya di tempat itu saja.

Benar saja setelah beberapa kali datang ternyata onkos servisnya sudah mencapai Rp 450.000, sedangkan harga saya beli printer tersebut Rp 500.000. Jadi, pada saat itu juga saya putuskan untuk mengatakan ke tukang servis tersebut bahwa saya tidak akan mengambil printer tersebut, jadi jika printer tersebut sampai benar maka silahkan diambil saja, tetapi jika tetap rusak maka itu salah dia.

Alasan tukang servisnya sangat konyol, bahkan alasan terakhir-terakhirnya jika printer tersebut diserahkan pada temannya untuk diservis, dan ternyata hasilnya masih saja tidak ada. Dengan pengalaman saya ini, sebaiknya para pembaca mencari tempat servis yang sudah direkomendasikan, jangan pernah berfikir bahwa tempat servis yang ramai itu pasti bagus, karena belum tentu.

Akhir cerita, bahwa tempat servis itu beberapa tahun yang lalu sudah dijual dan dibangun tempat baru, saya tidak tahu kemana tukang servisnya. Sepertinya dengan kualitas yang buruk seperti itu, sepertinya tinggal menunggu waktu saja sebelum bangkrut.

Advertisements

Tinggalkan komentar