Aslinya saya sudah menggunakan hanpdhone ASUS Zenfone 5 mendekati 6 bulan, dan saya rasa dari pengalaman selama ini bisa diceritakan bagaimana kesannya. Jadi yang saya bicarakan bukanlah review spesifikasi ponselnya dan benchmarknya, karena saya menilainya dari penggunaan sehari – hari dan ngegame.
Yang saya beli adalah ASUS Zenfone 5 dengan kapasitas internal storage 16GB karena cuma selisih 100ribu dengan yang 8GB, dan tentu saja besar RAMnya adalah 2GB. Saya dapatkan total harganya adalah Rp. 1.899.000. Ukuran layarnya sendiri 5 inci, kamera depan dengan resolusi 8MP dengan Flash cukup detail hasil jepretannya tapi autofocus kurang mantap dan yang jelas merupakan upgrade jauh dibanding hp lama saya Lenovo A369i. Sistem operasinya sendiri menggunakan Android 4.4.2 Kitkat dan sebenarnya sudah bisa diupdate manual ke 5.0.1 Lollipop – belum bisa update lewat OTA (Over The Air) jadi saya biarkan dulu.
Yang saya perhatikan pertama adalah tampilan lockscreennya yang dipasangkan widget cuaca, jam, jadwal kegiatan, dan akses cepat ke SMS, telepon dan kamera tanpa perlu membuka kunciannya. Cukup sering saya gunakan jadinya karena fitur – fitur diatas termasuk vital, dan kalau mau cepat – cepat memotret tinggal dislide saja iconnya. 😀
ASUS Zenfone defaultnya menggunakan ASUS Keyboard bukannya Google Keyboard, dan saya sudah jatuh hati dengan fitur flick inputnya. Fungsinya adalah mengisikan karakter tergantung sentuhan jari anda, misal pada tombol h kalau diarahkan keatas akan muncul versi huruf besarnya (H), dan kalau digeser kebawah akan muncul tanda titik dua (:). Memang perlu pembiasaan tapi akhirnya kecepatan mengetik saja meningkat jauh karena shortcut ini.
Oh ya, anda bisa mematikan koreksi, saran dan prediksi kata pada keyboardnya. Mengganggu buat saya.
Memutar video dengan resolusi HD (High Definition) seperti 720p dan 1080p bukanlah menjadi masalah karena prosesor yang tertanam (Intel Atom Z2580) sangat bertenaga. Apalagi dengan kapasitas memori 2GB sehingga menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan masih lancar digunakan. Walaupun sudah tertanam media penyimpanan internal sebesar 16GB tapi anda bisa menambahkan microSD card didalamnya, maksimal 32GB kalau tidak salah. Jadi seluruh koleksi video atau drama korea bisa anda bawa kemana – mana.
Sayangnya diantara kelebihan diatas ada kekurangannya dan menurut saya sangat mengurangi kemampuan lebih yang ditawarkan oleh hardwarenya. Pertama adalah optimasi penggunaan RAM, saya perhatikan walaupun dalam keadaan idle bisa tersisa cuma 800MBan dan ini tanpa perlu menjalankan aplikasi apapun.
Selanjutnya adalah yang paling membatasi adalah kapasitas baterainya yang bisa dibilang kecil (2100 mAH) sehingga kita sendiri harus siap sedia charger atau powerbank kalau keluar lebih dari 3 jam, untuk penggunaan normal pasti baterai anda sisanya tinggal 50%an dari penuh. Ini belum kalau anda menggunakannya untuk menjalankan aplikasi atau game dalam waktu lama, dijamin akan panas sekali – takut terbakar kalau dipaksakan. Bisa sangat boros pemakaian baterainya.
Kesimpulannya ASUS Zenfone 5 ini sudahlah cukup untuk penggunaan sehari – hari, dan memainkan game – game berat pun tidak masalah. Cuma terbentur awetnya baterai dan suhunya kalau terlalu lama digunakan.
Catatan tambahan: Saya jadi iri dengan teman saya yang menggunakan Alcatel One Touch Flash Plus dari Lazada, harganya setara tapi lebih baik secara keseluruhan terutama dari besar layar (5.5 inci), kualitas kamera (13MP), dan baterai (3500 mAH). Haha. 😀