Cara menutup rekening TMRW

Advertisements

Ini berhubungan dengan kepanikan saya saat Jenius mengumumkan adanya iuran bulanan dan tidak lama saya batalkan tabungannya. Tapi saat itu saya sedang mencari alternatif bank digital yang tidak ada feenya. Saat itu saya mencoba TMRW dari UOB dan kemudian OCTO Mobile dari CIMB Niaga.

Proses registrasi TMRW sendiri jauh lebih mudah dibandingkan Jenius untuk versi onlinenya, saat verifikasi tidak serewel satunya. Dokumen bank diterima di rumah dalam 3 hari saja dari Jakarta. Mantap banget. Juga lucunya (positif ini) ada semacam membangun kota saat setor uang tabungan di aplikasi, bisa jadi motivasi agar cepat besar.

Bikinnya mudah, berhentinya repot

Sungguh mengherankan, saat saya tahu bahwa untuk ngurus pembatalan rekening TMRW itu tidak bisa lewat telepon, email ataupun aplikasi. Buka rekening TMRW bisa lewat aplikasi sekaligus verifikasinya, tapi buat nutup ga bisa. Padahal lagi WFH begini juga.

Advertisements

tmrw cs tutup rekening

Cara menutup rekening TMRW

  1. Datang ke kantor cabang UOB di kota anda.
  2. Bawa saja KTP, kartu ATM, kartu kredit apabila apply dan pastinya aplikasi TMRW dalam keadaan login.
  3. Antri ke customer service dan nunggu gilirannya.
  4. Sampaikan saja ke cs ingin berhenti menggunakan akunnya.
  5. Akan ditanyakan apa alasannya sambil ngobrol. Benar-benar ditahan agar tidak jadi.
  6. Verifikasi data nasabah akan dilakukan juga sesuai syarat dan ketentuan.
  7. Isi data pada formulirnya dan bayar materai 10 ribu.
  8. Tunggu sampai diapprove.
  9. Selesai.

Pertimbangan saya menutup rekening TMRW

Ssetelah pikiran agak dingin, saya lihat fiturnya tidak ada virtual credit card seperti milik Jenius. Adanya kartu kredit biasa, dan jelas ada fee tahunannya. Jadinya tidak terpakai sampai saat ini.

Sebenarnya kalau dibiarkan nganggur rekeningnya pun tidak ada masalah. Belum ada namanya biaya bulanan disini. Tapi saya takutnya lupa dan kalau suatu saat UOB menerapkan fee ya bisa repot ngurusnya lagi.

kartu atm tmrw

Alasan lain adalah mengurangi instansi/perusahaan yang memiliki data pribadi, apalagi kalau layanannya tidak aktif digunakan atau sekali pakai. Keamanan data pengguna di Indonesia masih belum terlalu bagus soalnya melihat kasus data breach Tokopedia, BukaLapak atau BPJS Kesehatan.

Advertisements

Tinggalkan komentar